Sempat Dibawa ke RS Mardiwaluyo Tapi Tak ada Dokternya, Anjani Bayi Terlahir Tanpa Anus, Butuh Bantuan Dermawan

DL/20012022/Lampung Timur
---- Siapa yang mau dilahirkan dengan kondisi yang tidak
normal, dan siapa orang tua yang bisa menolak keadaan bayinya seperti itu.
Tentu tidak ada.
Adalah Anjani, bayi yang baru dilahirkan pada Sabtu 8
Januari 2022 sekira pukul 17.00 wib di bidan desa mengalami kelainan bawaan
sejak lahir, yakni terlahir tanpa anus (Atresia Ani). Saat ini, Anjani tengah
menjalani perawatan di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Bayi Anjani merupakan anak ketiga dari pasangan suami
istri Rosman (45) dan Jumiatin (43) warga Dusun 1 Desa Jayaasri Kecamatan Metro
Kibang Lampung Timur. Dan malangnya kedua orang tua Anjani hanya bekerja
sebagai buruh serabutan, dan sudah barang tentu keduanya mengalami kesulitan
biaya operasi untuk anaknya.
Saat dihubungi oleh detiklampung.com
melalui telepon selulernya, Sariyem, salah seorang keluarga yang saat ini turut
mendampingi di Rumah Sakit menceritakan, kondisi Anjani diketahui tidak memiliki
anus setelah pulang dari rumah bidan yang telah membantu persalinan. Dan itu
sudah berjalan selama 9 hari dirumah.
“ Kakak saya tahu kalau Anjani tidak memiliki anus
setelah di rumah selama 9 hari usai persalinan. Awalnya, kakak saya melihat
kondisi perut anaknya semakin membesar seperti membengkak setelah diperiksa, ternyata
bayinya tidak memiliki anus. Dan hari itu juga langsung dibawa kerumah sakit
Mardiwaluyo Metro,” jelasnya.
Dikatakan Sariyem, setibanya di RS. Mardiwaluyo, sekira
pukul 20.00 wib, Anjani langsung dibawa ke UGD namun, di situ Anjani tidak
langsung ditangani justru salah seorang perawat mengatakan jika ingin mendapat
perawatan dokter harus menunggu 3 hari lagi karena dokternya sedang tidak
berada di tempat.
“ Saat itu saya sempat bersitegang dengan petugas di situ
mas, mosok iya kondisi keponakan saya sudah seperti itu harus menunggu selama
tiga hari, ya bisa tidak tertolong nyawa keponakan saya. Perawat itu bilang,
kalau dirawat ya tetap dirawat, tapi kalau mau tindakan dokter harus nunggu 3 hari
karena dokternya sedang tidak berada di tempat. Akhirnya saya minta solusi,
kata perawat itu, solusinya harus dibawa ke pusat, ya sudah saya langsung minta
dirujuk saja dan dikirim ke Abdoel Moeloek,” katanya.
Saat ini kondisi Anjani sudah agak baik, karena ibunya
sudah diperbolehkan memberikan ASI, dan beberapa selang yang sempat terpasang
ditubuh Anjani sudah dilepas. Anjani sudah menjalani operasi tahap satu dan
masih harus menunggu operasi tahap selanjutnya hingga kondisi pasien
benar-benar membaik dan normal.
“ Iya mas, kakak saya sudah diperbolehkan menengok dan
menyusui bayinya saat itulah kakak saya bisa melihat beberapa selang yang
tadinya terpasang sudah dilepas. Tapi kondisi perutnya masih membengkak, masih
harus menunggu operasi lanjutan. Ya mohon doanya semoga kondisi Anjani segera
membaik dan pulih,” jelasnya.
Diakui Sariyem, hingga saat ini belum ada bantuan dari
pihak manapun, bahkan pada saat pihak keluarga menyampikan hal itu kepada
Pamong Desa, pihak pamong menjawab masih akan mencari donasi dengan meminta
iuran dari warga untuk membantu biaya pengobatan Anjani.
“ Karena kondisi keluarga kami tidak mampu, kami sangat
berharap keihklasan para dermawan untuk membantu meringankan beban biaya
pengobatan Anjani,” tandasnya. (Gun)
Comments